Pages

Perasaan Yang Tak Perlu Diungkap



Keyakinanku mulai pudar saat aku bertemu dengan lelaki baru yang menggoyahkan hatiku. Untuk sesaat saja dia  dapat membuatku lupa akan keberadaan Arjuna yang selalu ada di hatiku. Benar, Sadewa mampu melakukannya! Sebenarnya aku sudah mengamatinya lama, hanya saja memang dulu kita tak ditakdirkan untuk berjumpa dalam posisi yang lebih dekat seperti saat ini.


Hubungan kami berjalan sangat cepat, benar-benar singkat. Hanya dua kali bertemu dan dia berhasil mendapatkan aku. Hatiku terbawa olehnya. Pas sekali dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah Tuhan. Aku berpikir mungkin Sadewa adalah seseorang yang dikirimkan Tuhan untuk menggantikan posisi Arjuna. Dengan kesederhanaannya dan wajah lugu serta alunan indah suaranya saat membaca ayat-ayat Tuhan semakin membuatku kagum. Rasa ini mengalir singkat dari pertemuan pertama seperti saat bertemu dengan Arjuna dulu.
Beberapa hari kemudian Sadewa mudik ke kampung halaman. Apa yang tak kuinginkan, apa yang tak kuduga terjadi juga. Sadewa semakin jauh, tak lagi membalas pesan singkatku. Dengan dingin dan tanpa alasan dia menjauhi aku. Apa mungkin aku yang naif? Hanya dua kali pertemuan dan aku rela memberikan diriku untuknya.
Hancur yang aku rasakan. Terlalu gegabah untuk segera memberikan hatiku untuk orang lain yang tak begitu kukenal. Jantungku seperti tertusuk duri-duri kecil tajam. Begitu banyak kejadian yang menjatuhanku dan aku masih berdiri tegap seketika runtuh jatuh. Semua batu batu yang aku susun rapi di hatiku lebur menjadi puing-puing. Ini lah sakit hati yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Perasaan ini berbeda dengan yang kurasakan kepada Arjuna. Apa aku hanya terobsesi dengan Sadewa?
Untuk pertama kalinya setelah 20 tahun lamanya aku kembali meneteskan air mata. Terkejut dengan rasa panas yang mengalir di pipi, aku mengusap cairan hangat ini. Aku terheran-heran mengapa ini tak bisa kuhentikan? Sampai berhari-hari aku jadi sering menangis. Menyesali semua yang telah kulakukan dan kembali teringat kepada Arjuna.
Takdir atau hanya kebetulan, Arjuna datang menarikku lagi dari badai ini. Bagaimana caranya dia selalu ada saat aku membutuhkan uluran tangannya? Kembali aku terjatuh dalam rasaku kepada Arjuna. Dia berjanji mau menolongku sampai aku sembuh. Akan tetapi, berbeda dengan sebelumnya, Arjuna yang selalu mengalihkan perhatianku tak mampu mengalihkan perasaanku kepada Sadewa. Mungkin inilah akhirnya, akhir dari perasaanku untuk Arjuna. Bukan berarti aku berhenti mencintainya tapi ini awal aku mencintai orang lain. Meskipun orang itu pergi dan entah akan kembali atau tidak?
Sisa-sisa air mataku berubah menjadi kebencian, dendam dan kemurkaan kepada Sadewa. Aku hanya ingin menghancurkannya! Dan dia tahu itu. Dengan beraninya dia menemuiku lagi, meminta maaf karena membohongiku. Ya benar, dia membohongiku. Selama ini aku tak pernah berfikir dia telah berbohong. Selama ini aku merasa dia hanya pergi untuk sesaat, selama ini aku mengira dia hanya sedang mempunyai beberapa masalah. Dari mulutnya sendiri dia mengucapkan kata ‘bohong’ yang membuatku semakin sakit. Mau bagaimana lagi, aku yang tak bisa mengekspresikan perasaan sedih dihadapan orang lain hanya bisa tertawa. Dia tak mengerti apa yang kurasakan sebenarnya dan ikut tertawa. Bagus sekali. Memang harus seperti ini!
Sadewa tak perlu tau aku memberikan separuh hatiku untuknya. Dia tak perlu tau bagaimana banyak aku menangis. Semua kesedihanku yang menggunung dan kupendam luluh lantah ditimpanya. Terimakasih, telah membuatku menangis. Akhirnya aku bisa merasakan air mata setelah beberapa tahun lamanya. Terimakasih telah menghancurkan hatiku, menyadarkan aku bahwa aku memang tak pantas untuk dicintai. Terimakasih masih sudi memeluk dan menggenggam tanganku yang membuatku berpikir kalau memang semua lelaki memeluk hanya untuk kesenangan mereka.
Aku akan lebih kuat menghadapi ini semua setelah aku bosan menangis. Hanya tunggu saja untuk beberapa saat lagi karena saat ini aku masih ingin menikmati perasaan yang bercampur aduk antara bahagia telah dipertemukan denganmu, sedih karena kebohonganmu, sakit karena luka yang kau toreh di hatiku, dan bersyukur masih kau masih sudi memberikan kebaikan padaku meskipun awalnya aku mempunyai niat jahat padamu. Terimakasih untuk kebahagiaan sesaat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Sadewa... kau menyadarkanku kalau aku memang harus menjadi aku. Aku yang tak diinginkan, aku yang berjalan dengan kakiku sendiri, aku yang harus merelakan orang yang kucintai. Aku akan menunggu takdir apa yang akan terjadi padaku kelak. Apakah Tuhan memang menciptakan aku untuk menjadi seorang iblis atau dia akan menyelamatkan hidupku?
 
Hah... harus berapa lama aku menunggu cinta datang lagi?? Bagiku mencintai seseorang itu adalah keputusan dan keyakinan. Bukan seenaknya aja membuang seseorang yang aku cintai dari hatiku seperti sampah. Walaupun terkadang apa yang aku ucapkan seolah aku merendahkanmu, begitu berbeda dengan apa yang aku rasakan. Bukan berarti aku benar-benar membencimu. Aku hanya tak ingin kau tau kalau aku mencintaimu...

1 komentar:

  1. Semoga dk bisa menghilangkan ricky yang sudah gk mungkin bisa didapatkan ^,^v

    BalasHapus