Keyakinanku mulai pudar saat aku bertemu dengan lelaki baru yang
menggoyahkan hatiku. Untuk sesaat saja dia dapat membuatku lupa akan keberadaan Arjuna
yang selalu ada di hatiku. Benar, Sadewa mampu melakukannya! Sebenarnya aku
sudah mengamatinya lama, hanya saja memang dulu kita tak ditakdirkan untuk
berjumpa dalam posisi yang lebih dekat seperti saat ini.
Hubungan kami berjalan sangat cepat, benar-benar singkat. Hanya dua kali
bertemu dan dia berhasil mendapatkan aku. Hatiku terbawa olehnya. Pas sekali
dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah Tuhan. Aku berpikir mungkin
Sadewa adalah seseorang yang dikirimkan Tuhan untuk menggantikan posisi Arjuna.
Dengan kesederhanaannya dan wajah lugu serta alunan indah suaranya saat membaca
ayat-ayat Tuhan semakin membuatku kagum. Rasa ini mengalir singkat dari
pertemuan pertama seperti saat bertemu dengan Arjuna dulu.
Beberapa hari kemudian Sadewa mudik ke kampung halaman. Apa yang tak
kuinginkan, apa yang tak kuduga terjadi juga. Sadewa semakin jauh, tak lagi
membalas pesan singkatku. Dengan dingin dan tanpa alasan dia menjauhi aku. Apa
mungkin aku yang naif? Hanya dua kali pertemuan dan aku rela memberikan diriku
untuknya.
Hancur yang aku rasakan. Terlalu gegabah untuk segera memberikan hatiku
untuk orang lain yang tak begitu kukenal. Jantungku seperti tertusuk duri-duri
kecil tajam. Begitu banyak kejadian yang menjatuhanku dan aku masih berdiri
tegap seketika runtuh jatuh. Semua batu batu yang aku susun rapi di hatiku
lebur menjadi puing-puing. Ini lah sakit hati yang tak pernah kurasakan
sebelumnya. Perasaan ini berbeda dengan yang kurasakan kepada Arjuna. Apa aku
hanya terobsesi dengan Sadewa?
Untuk pertama kalinya setelah 20 tahun lamanya aku kembali meneteskan air
mata. Terkejut dengan rasa panas yang mengalir di pipi, aku mengusap cairan
hangat ini. Aku terheran-heran mengapa ini tak bisa kuhentikan? Sampai
berhari-hari aku jadi sering menangis. Menyesali semua yang telah kulakukan dan
kembali teringat kepada Arjuna.
Takdir atau hanya kebetulan, Arjuna datang menarikku lagi dari badai ini.
Bagaimana caranya dia selalu ada saat aku membutuhkan uluran tangannya? Kembali
aku terjatuh dalam rasaku kepada Arjuna. Dia berjanji mau menolongku sampai aku
sembuh. Akan tetapi, berbeda dengan sebelumnya, Arjuna yang selalu mengalihkan
perhatianku tak mampu mengalihkan perasaanku kepada Sadewa. Mungkin inilah
akhirnya, akhir dari perasaanku untuk Arjuna. Bukan berarti aku berhenti
mencintainya tapi ini awal aku mencintai orang lain. Meskipun orang itu pergi
dan entah akan kembali atau tidak?
Sisa-sisa air mataku berubah menjadi kebencian, dendam dan kemurkaan
kepada Sadewa. Aku hanya ingin menghancurkannya! Dan dia tahu itu. Dengan
beraninya dia menemuiku lagi, meminta maaf karena membohongiku. Ya benar, dia
membohongiku. Selama ini aku tak pernah berfikir dia telah berbohong. Selama
ini aku merasa dia hanya pergi untuk sesaat, selama ini aku mengira dia hanya
sedang mempunyai beberapa masalah. Dari mulutnya sendiri dia mengucapkan kata
‘bohong’ yang membuatku semakin sakit. Mau bagaimana lagi, aku yang tak bisa mengekspresikan
perasaan sedih dihadapan orang lain hanya bisa tertawa. Dia tak mengerti apa
yang kurasakan sebenarnya dan ikut tertawa. Bagus sekali. Memang harus seperti
ini!
Sadewa tak perlu tau aku memberikan separuh hatiku untuknya. Dia tak
perlu tau bagaimana banyak aku menangis. Semua kesedihanku yang menggunung dan
kupendam luluh lantah ditimpanya. Terimakasih, telah membuatku menangis.
Akhirnya aku bisa merasakan air mata setelah beberapa tahun lamanya.
Terimakasih telah menghancurkan hatiku, menyadarkan aku bahwa aku memang tak
pantas untuk dicintai. Terimakasih masih sudi memeluk dan menggenggam tanganku
yang membuatku berpikir kalau memang semua lelaki memeluk hanya untuk
kesenangan mereka.
Aku akan lebih kuat menghadapi ini semua setelah aku bosan menangis.
Hanya tunggu saja untuk beberapa saat lagi karena saat ini aku masih ingin
menikmati perasaan yang bercampur aduk antara bahagia telah dipertemukan
denganmu, sedih karena kebohonganmu, sakit karena luka yang kau toreh di
hatiku, dan bersyukur masih kau masih sudi memberikan kebaikan padaku meskipun
awalnya aku mempunyai niat jahat padamu. Terimakasih untuk kebahagiaan sesaat
yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Sadewa... kau menyadarkanku kalau aku memang harus menjadi aku. Aku
yang tak diinginkan, aku yang berjalan dengan kakiku sendiri, aku yang harus
merelakan orang yang kucintai. Aku akan menunggu takdir apa yang akan terjadi
padaku kelak. Apakah Tuhan memang menciptakan aku untuk menjadi seorang iblis
atau dia akan menyelamatkan hidupku?
Hah... harus berapa lama aku menunggu cinta datang lagi?? Bagiku
mencintai seseorang itu adalah keputusan dan keyakinan. Bukan seenaknya aja
membuang seseorang yang aku cintai dari hatiku seperti sampah. Walaupun
terkadang apa yang aku ucapkan seolah aku merendahkanmu, begitu berbeda dengan
apa yang aku rasakan. Bukan berarti aku benar-benar membencimu. Aku hanya tak
ingin kau tau kalau aku mencintaimu...
Semoga dk bisa menghilangkan ricky yang sudah gk mungkin bisa didapatkan ^,^v
BalasHapus