Beberapa waktu terakhir ini banyak yang sering mengirim pesan yang isinya tentang penanganan serangan jantung dengan cara mengambil nafas dalam lalu batuk-batuk (cough CPR). Penasaran deh jadinya atas kebenaran pesan tersebut. Biar pembaca juga tau dan tidak salah langkah dalam penanganan serangan jantung tersebut yang mungkin malah berakibat fatal. Yuk mari cari tau...
The American Heart Association (AHA) tidak mendukung prosedur Cough CPR yang dipublikasikan secara luas di Internet. Seperti tercantum dalam 2010 Pedoman American Heart Association untuk Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) dan Perawatan Darurat Kardiovaskular, CPR lewat batuk tidak berguna bagi korban tidak merespon dan tidak boleh diajarkan untuk penyelamat awam.
Selama aritmia* mendadak (detak jantung abnormal), ada kemungkinan bagi seseorang sadar, tanggap untuk batuk kuat-kuat dan berulang-ulang untuk menjaga aliran darah yang cukup ke otak agar tetap sadar selama beberapa detik hingga aritmia diobati. Aliran darah dipertahankan oleh peningkatan tekanan di dada yang terjadi selama batuk yang kuat. Ini telah disalah artikan sebagai "Cough CPR" meskipun itu bukan bentuk penyadaran biasa.
Mengapa Cough CPR tidak tepat dalam kursus pelatihan CPR?
CPR lewat batuk tidak boleh diajarkan penyelamat awam pada kursus CPR karena umumnya tidak berguna di pengaturan pra-rumah sakit. Pada hampir semua penyelamat awam kursus CPR, menemukan bahwa sinyal darurat adalah korban tidak tanggap. Korban tidak responsif tidak akan mampu melakukan CPR lewat batuk.
Adakah situasi yang tepat untuk melakukan Cough CPR?
CPR lewat batuk dapat dipertimbangkan dalam pengaturan seperti laboratorium kateterisasi jantung di mana pasien sadar dan terus-menerus dipantau (misalnya, dengan mesin EKG). Seorang perawat atau dokter juga hadir yang dapat mengajar dan melatih pasien untuk batuk kuat setiap satu sampai tiga detik selama detik awal aritmia mendadak. Namun, karena hal ini tidak efektif pada semua pasien, tidak harus menunda pengobatan definitif.
Menurut mbah Wikipedia Cough CPR adalah pesan berantai dari anonim yang disebarkan melalui email pada tahun 1999 sudah terbukti tidak benar dan beresiko mengakibatkan kematian.
Jadi sudah jelas metode penyelamatan serangan jantung melalui batuk sangat tidak disarankan. Beberapa dokter di Indonesia melalui twitter juga membantah penanganan serangan jantung melalui batuk.
Lalu bagaimana mengatasi seseorang atau diri sendiri yang mengalami serangan jantung mendadak?
Cara yang dapat dilakukan saat seseorang mengalami gejala serangan jantung seperti dikutip Discovery Health :
Apa itu CPR??
CPR adalah Cardiopulmonary Resuscitation yaitu tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali. CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya.
Semoga bermanfaat CMIIW buat para ahli dibidangnya.
*Aritmia : Gangguan irama jantung, suatu kondisi di mana jantung berdenyut tidak menentu. Irama jantung mungkin terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia) atau tidak teratur. Beberapa aritmia, seperti fibrilasi ventrikel, dapat menyebabkan serangan jantung jika tidak segera diobati. Aritmia dapat ditandai dengan beberapa gejala. Penderitanya mungkin menderita kehilangan kesadaran singkat (pingsan), merasakan sensasi denyut jantung tidak teratur atau cepat (jantung berdebar), atau merasa seperti melayang.
The American Heart Association (AHA) tidak mendukung prosedur Cough CPR yang dipublikasikan secara luas di Internet. Seperti tercantum dalam 2010 Pedoman American Heart Association untuk Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) dan Perawatan Darurat Kardiovaskular, CPR lewat batuk tidak berguna bagi korban tidak merespon dan tidak boleh diajarkan untuk penyelamat awam.
Selama aritmia* mendadak (detak jantung abnormal), ada kemungkinan bagi seseorang sadar, tanggap untuk batuk kuat-kuat dan berulang-ulang untuk menjaga aliran darah yang cukup ke otak agar tetap sadar selama beberapa detik hingga aritmia diobati. Aliran darah dipertahankan oleh peningkatan tekanan di dada yang terjadi selama batuk yang kuat. Ini telah disalah artikan sebagai "Cough CPR" meskipun itu bukan bentuk penyadaran biasa.
Mengapa Cough CPR tidak tepat dalam kursus pelatihan CPR?
CPR lewat batuk tidak boleh diajarkan penyelamat awam pada kursus CPR karena umumnya tidak berguna di pengaturan pra-rumah sakit. Pada hampir semua penyelamat awam kursus CPR, menemukan bahwa sinyal darurat adalah korban tidak tanggap. Korban tidak responsif tidak akan mampu melakukan CPR lewat batuk.
Adakah situasi yang tepat untuk melakukan Cough CPR?
CPR lewat batuk dapat dipertimbangkan dalam pengaturan seperti laboratorium kateterisasi jantung di mana pasien sadar dan terus-menerus dipantau (misalnya, dengan mesin EKG). Seorang perawat atau dokter juga hadir yang dapat mengajar dan melatih pasien untuk batuk kuat setiap satu sampai tiga detik selama detik awal aritmia mendadak. Namun, karena hal ini tidak efektif pada semua pasien, tidak harus menunda pengobatan definitif.
The American Heart Association does not endorse "cough CPR," a coughing procedure widely publicized on the Internet. As noted in the 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care, “cough CPR” is not useful for unresponsive victims and should not be taught to lay rescuers.
During a sudden arrhythmia (abnormal heart rhythm), it may be possible for a conscious, responsive person to cough forcefully and repetitively to maintain enough blood flow to the brain to remain conscious for a few seconds until the arrhythmia is treated. Blood flow is maintained by increased pressure in the chest that occurs during forceful coughs. This has been mislabeled "cough CPR," although it's not a form of traditional resuscitation.
Why isn't "cough CPR" appropriate in CPR training courses?"Cough CPR" should not be taught in lay-rescuer CPR courses because it is generally not useful in the prehospital setting. In virtually all lay-rescuer CPR courses, the finding that signals an emergency is the victim's unresponsiveness. Unresponsive victims will not be able to perform "cough CPR."
Are there situations when "cough CPR" is appropriate?“Cough” CPR may be considered in settings such as the cardiac catheterization laboratory where patients are conscious and constantly monitored (for example, with an ECG machine). A nurse or physician is also present who can instruct and coach the patients to cough forcefully every one to three seconds during the initial seconds of a sudden arrhythmia. However, as this is not effective in all patients, it should not delay definitive treatment.
sumber
Menurut mbah Wikipedia Cough CPR adalah pesan berantai dari anonim yang disebarkan melalui email pada tahun 1999 sudah terbukti tidak benar dan beresiko mengakibatkan kematian.
Jadi sudah jelas metode penyelamatan serangan jantung melalui batuk sangat tidak disarankan. Beberapa dokter di Indonesia melalui twitter juga membantah penanganan serangan jantung melalui batuk.
Lalu bagaimana mengatasi seseorang atau diri sendiri yang mengalami serangan jantung mendadak?
Cara yang dapat dilakukan saat seseorang mengalami gejala serangan jantung seperti dikutip Discovery Health :
- Duduklah atau berbaring.
- Telepon nomor darurat, ambulance atau dokter pribadi untuk meminta pertolongan
- Jelaskan gejala yang dialami secara singkat dan jelas, seperti "Saya mengalami sakit dada yang parah dan kesulitan bernafas".
- Jika dokter telah memberikan tablet nitroglyserin, maka konsumsi obat tersebut. Obat tersebut bisa dikonsumsi setiap 5 menit sekali satu tablet sampai rasa sakit tersebut hilang. Jangan mengkonsumsi tablet nitroglyserin jika tidak diberikan dokter.
- Mengunyah aspirin selama tidak mengalami alergi. Aspirin akan menghambat darah menggumpal dan membantu darah tetap mengalir ke arteri. Mengunyah aspirin selama serangan jantung bisa menurunkan risiko kematian hingga 25 persen.
Apa itu CPR??
CPR adalah Cardiopulmonary Resuscitation yaitu tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali. CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya.
Semoga bermanfaat CMIIW buat para ahli dibidangnya.
*Aritmia : Gangguan irama jantung, suatu kondisi di mana jantung berdenyut tidak menentu. Irama jantung mungkin terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia) atau tidak teratur. Beberapa aritmia, seperti fibrilasi ventrikel, dapat menyebabkan serangan jantung jika tidak segera diobati. Aritmia dapat ditandai dengan beberapa gejala. Penderitanya mungkin menderita kehilangan kesadaran singkat (pingsan), merasakan sensasi denyut jantung tidak teratur atau cepat (jantung berdebar), atau merasa seperti melayang.
0 komentar:
Posting Komentar