Pages

Be Careful Who You Trust


Kisah ini dimulai dari seorang gadis yang tinggal sendirian dalam hutan dari kecil hingga dewasa. Tak ada seorangpun yang mampu memsuki hutan keramat itu.  Sang gadis pun tak pernah bisa keluar ke dunia bebas. Dia sangat mendambakan seseorang berhasil menembus dan mengajaknya ke luar dari hutan yang hanya dihuni dirinya sendiri dan beberapa binatang liar yang sudah seperti keluarganya. Rumor gadis hantu akhirnya tersebar di seluruh dunia. Walaupun sebernarnya gadis itu adalah manusia biasa yang dikutuk oleh penyihir jahat ketika masih bayi agar tak bisa pergi kemanapun dari hutan. Entah apa yang membuat penyihir itu mengutuknya, tak ada alasan yang jelas.



Sepuluh tahun berlalu... Seorang pemuda datang dengan membawa pedang perak panjang. Hanya seorang pemuda biasa, sangat biasa, bukan seorang pangeran berkuda putih namun tetap gagah membawa dirinya karena rasa penasaran tentang rumor yang beredar membuatnya berani mendekati hutan yang dijauhi orang lain.
Tibalah pemuda itu di batas hutan. Bukan main kagetnya pemuda itu ketika melihat sosok si gadis yang sudah berubah menjadi dewasa dan menakjubkan. Gadis itu sudah menunggu lama disana.. Menantikan seseorang.. Siapapun juga.
Pemuda itu melangkah mendekati sang gadis. Namun seperti perisai tak kasat mata mencegah langkahnya. Berkali-kali menusuk ruang hampa yang tak bisa ditembusnya. Akhirnya pemuda itu menyerah dan pergi meninggalkan sang gadis yang terlihat hendak menangis.
Sepanjang perjalanan pulang, pemuda itu terus teringat oleh mata sang gadis yang berkaca-kaca penuh harap. Terdorong oleh rasa iba, dia kembali lagi menemui sang gadis yang tengah tertunduk sedih.
Sang pangeran menempelkan telapak tangannya di batas yang tak bisa dilewatinya kemudian di balas oleh sang gadis. Ajaib! Mereka dapat merasakan tangan masing-masing. Entah darimana asalnya pemuda itu tertarik ke dalam hutan dan jatuh menimpa tubuh sang gadis. 
*sensor sensor sensor* 😅

Saat ini, pemuda itu bisa keluar masuk dengan bebas dengan menempelkan tangannya ke tangan sang gadis. Beberapa bulan berlalu, hubungan itu menjadi sebuah rasa cinta. Sang gadis benar-benar mencintainya dan tak ingin si pemuda meninggalkannya sendirian. Dia takut si pemuda tak akan kembali lagi padanya tiap kali meninggalkan hutan. Sang gadis khawatir jika pemuda itu menemukan gadis lain di luar sana. Rasa khawatirnya berubah menjadi posesif dan membuat si pemuda merasa tertekan. 
Tak seperti sebelum-sebelumnya, pemuda itu hanya mengunjungi sang gadis sesekali. Dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Dia takut saat memasuki hutan, sang gadis akan merengek-rengek untuk tetap bersamanya.
Cinta yang tulus dari sang gadis tak lagi dirasakannya.
Sekitar satu bulan gadis itu menangis sendirian di hutan, menunggu pemuda yang sangat dicintainya tak kunjung datang. Matanya terlihat sayu, nafsu makannya pun hilang.. Pemuda itu tak pernah tau apa yang terjadi. Ternyata sang gadis tengah mengandung janin dari pemuda itu.
Malam itu, dengan masih menangis terisak-isak dan dengan penuh harap akhirnya kaki sang gadis dapat melewati batas hutan. Berlarian mencari tempat tinggal sang pemuda yang pernah diceritakannya kepada sang gadis. Disana dia melihatnya. Melihat sang pemuda sedang asik bersenang-senang dengan teman-temannya. Hatinya tiba-tiba terasa sakit. Selama ini dia menunggunya tapi si pemuda ternyata bahagia di luar sana.
Pemuda itu melihat sosok sang gadis dari kejauhan. Dengan senyum kanget dia memeluk sang gadis dengan erat. Kemudian meminta maaf karena tak menemuinya selama ini.
Isakan tangis sang gadis semakin kencang. Dalam pelukan si pemuda, dia mengungkapkan tentang anak yang dikandungnya. Seperti petir yang menyambar di malam hari yang cerah dengan bintang-bintang di langit, si pemuda melepas pelukannya. Hendak berlari tapi merasa kasihan dengan sang gadis. 
Benar-benar nasib sial dialami sang gadis. Hidup dalam kesendirian, kemudian datang seseorang seseorang yang menumbuhkan harapan pada dirinya dan mampu menbuatnya bebas. Lalu harapan itu hilang.
"Maaf aku tak bisa seperti yang kau inginkan, tak bisa terus bersamamu." Kata pemuda itu dengab tenang tanpa rasa bersalah.
"Jadi selama ini hanya aku yang merasakan tulus mencintaimu?" Air mata sang gadis jatuh bercucuran di pipinya yang memerah.
"Maaf, selama ini aku hanya terlena oleh kenikmatan dunia yang kau berikan.. Aku akan mengantarmu pulang." Si pemuda membawa gadis yang hanya menangis tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.
Sampai lagi di hutan mengerikan yang sangat dibenci sang gadis. Dia menggenggam erat tangan pemuda yang dicintainya, "bawa aku..."
Tak juga melepaskan tangannya, si pemuda memeluk erat tubuh sang gadis. Memeluk dengan eratnya sampai sang gadis tak sadar si pemuda tengah menusukkan pedang perak panjangnya di pinggung sang gadis dengan pelan tapi kuat.
Kejadian itu berlalu begitu cepat sampai seluruh pedang menembus tubuh gadis. Pangeran menggendongnya masuk ke hutan. Toh tak akan ada yang tahu apa yang sudah dia perbuat karna tak ada satupun yang mampu memasuki hutan itu.
Dengan nafas yang tersisa sang gadis membisikkan satu kalimat yang dia harap akan diingat sang pemuda itu selamanya, "Aku tak marah kau membunuhku dengan cara seperti ini karna aku mencintaimu dengan tulus. Selamanya.. Terimakasih telah mengisi kesendirianku selama ini. Meskipun hanya satu orang yang menemaniku itu lebih baik daripada banyak orang yang hanya berpura-pura baik padaku."
Sampai akhir nafasnya pun, sang gadis tetap merasakan cinta yang pernah dia terima dari si pemuda itu walaupun pemuda itu akhirnya hanya mengkhianatinya. Dia tersenyum dalam kematian.


0 komentar:

Posting Komentar