Anjing yang tampak pada gambar adalah milik seorang tetangga datang ke halaman rumahku sore itu. Kelihatan lapar cari-cari makanan. Roti sobek keju satu bungkus habis dimakannya. Susah juga dideketin karena dia hampir lari saat aku mendekatinya. Setelah menghabiskan roti ukuran besar itu dia datang menghampiriku, seperti ingin minta lagi. Anjing setinggi paha itu hampir menggigit waktu aku mengulurkan tangan untuk membelainya.
Pertemuan singkat dengan anjing itu hanya sebuah cerita biasa. Sampai menjadi menyakitkan hati saat dini hari tadi dia mati. Kebetulan ada seorang tetangga yang melihat kejadian naas tersebut. Sekitar jam-jam subuh dia (si tetangga) melihat anjing coklat itu tergeletak di jalan depan rumahnya. Selang beberapa saat kemudian ada seorang pria mengambil anjing yang sudah mati itu dan memasukkannya ke kantong besar.
Menurut keterangan saksi sudah bisa diduga kalau anjing itu diracun terlebih dahulu. Di masukkan ke kantong, apalagi kalau bukan untuk dikonsumsi. Di kotaku ini banyak penjual 'tongseng anjing'. Banyak pula anjing peliharaan yang jadi korban. Sudah membunuh, mencuri milik orang, dan menjualnya pula. Coba kalau ada hukumnya, mereka yang berbuat hal demikian sudah mendapatkan pasal berlapis. Tapi sangat disayangkan, negara kita ini tidak terlalu memperdulikan kelangsungan hidup satwa. Bahkan di beberapa daerah, jika masih ada satwa liar yang mengancam, mereka membunuhnya.
Apa satwa itu tidak layak hidup? Apa nyawa mereka sangat tidak berarti? Sangat disayangkan kalau masih banyak yang menjawab tidak untuk beberapa pertanyaan tersebut.
Manusia diberi akal untuk berpikir tapi masih banyak manusia yang berpikir kalau mereka adalah makhluk sempurna, dan menyombongkan diri mereka kepada makhluk lain. Hasilnya adalah menganggap remeh makhluk lainnya. Yang perlu dipertanyakan sebenarnya, di mana mereka meletakkan akal?
Dari tingkat Sekolah Dasar kita sudah diajar untuk membedakan binatang konsumsi dan binatang bukan konsumsi. Bukan hanya penyedia makanan haram itu, tapi untuk yang mengkonsumsinya juga. Apa mereka tidak pernah lulus dari Sekolah Dasar?
Pada intinya, mereka yang menyiksa satwa, mempergunakan satwa untuk keuntungannya masing-masing adalah kelompok manusia bodoh yang tidak berakal. Apa kalian masih mau mengkonsumsi binatang yang bukan untuk dikonsumsi itu? Walau hanya menikmati dan tidak melihat proses penyiksaan itu, sama saja kalian ikut membantu sang jagal membunuh lebih banyak lagi anjing-anjing.
Mereka mampu mencuri, membunuh anjing orang karena banyaknya orang yang mau membayar untuk mengkonsumsinya. Kalau tidak ada lagi yang membeli, untuk apa mereka membunuh anjing-anjing itu? Toh mereka juga tidak mendapatkan apa-apa.
Menurut keterangan saksi sudah bisa diduga kalau anjing itu diracun terlebih dahulu. Di masukkan ke kantong, apalagi kalau bukan untuk dikonsumsi. Di kotaku ini banyak penjual 'tongseng anjing'. Banyak pula anjing peliharaan yang jadi korban. Sudah membunuh, mencuri milik orang, dan menjualnya pula. Coba kalau ada hukumnya, mereka yang berbuat hal demikian sudah mendapatkan pasal berlapis. Tapi sangat disayangkan, negara kita ini tidak terlalu memperdulikan kelangsungan hidup satwa. Bahkan di beberapa daerah, jika masih ada satwa liar yang mengancam, mereka membunuhnya.
Apa satwa itu tidak layak hidup? Apa nyawa mereka sangat tidak berarti? Sangat disayangkan kalau masih banyak yang menjawab tidak untuk beberapa pertanyaan tersebut.
Manusia diberi akal untuk berpikir tapi masih banyak manusia yang berpikir kalau mereka adalah makhluk sempurna, dan menyombongkan diri mereka kepada makhluk lain. Hasilnya adalah menganggap remeh makhluk lainnya. Yang perlu dipertanyakan sebenarnya, di mana mereka meletakkan akal?
Dari tingkat Sekolah Dasar kita sudah diajar untuk membedakan binatang konsumsi dan binatang bukan konsumsi. Bukan hanya penyedia makanan haram itu, tapi untuk yang mengkonsumsinya juga. Apa mereka tidak pernah lulus dari Sekolah Dasar?
Pada intinya, mereka yang menyiksa satwa, mempergunakan satwa untuk keuntungannya masing-masing adalah kelompok manusia bodoh yang tidak berakal. Apa kalian masih mau mengkonsumsi binatang yang bukan untuk dikonsumsi itu? Walau hanya menikmati dan tidak melihat proses penyiksaan itu, sama saja kalian ikut membantu sang jagal membunuh lebih banyak lagi anjing-anjing.
Mereka mampu mencuri, membunuh anjing orang karena banyaknya orang yang mau membayar untuk mengkonsumsinya. Kalau tidak ada lagi yang membeli, untuk apa mereka membunuh anjing-anjing itu? Toh mereka juga tidak mendapatkan apa-apa.
0 komentar:
Posting Komentar